DomaiNesia

LANDASAN DASAR NUSANTARA

SAYA TIDAK TAU APAKAH MASIH ADA GUNANYA MENULIS, SUDAH ADA RIBUAN TULISAN FILSUF DAN RATUSAN AJARAN AGAMA TIDAK PERNAH MAMPU MENGUBAH KEADAAN.
PERUBAHAN POLA PIKIR DAN PERILAKU HANYA DISEBABKAN OLEH KEHADIRAN UANG YANG SESUNGGUHNYA HANYA SEBAGAI PENGGANTI ALAT TUKAR.
UANG SECARA PERLAHAN TAPI PASTI MELENYAPKAN KAMANUNGSANE MANUNGSO.

MASIH DITAMBAH DENGAN KEKALAHAN PAHAM KOMUNIS DIBANTAI HABIS OLEH IDEOLOGI KAPITALIS.
MANUSIA SEMAKIN TIDAK MENGERTI DAN MENGENAL DIRINYA SENDIRI.

KOMUNISME SALAH DAN SESAT?

JANGAN TERBURU BURU MENGHAKIMI BUNG !

Entri yang Diunggulkan

Battlestar Galactica - PERANG ANTAR GALAXY - FIKSI - HIBURAN [ ???? ]

  Dari Wikipedia, ensiklopedia gratis Artikel ini membahas semua media yang menggunakan nama Battlestar Galactica. Untuk versi tertentu, lih...

NASAKOM SOEKARNO

KOMUNISME YANG JAHAT DAN SESAT? KAPITALISME YANG DERMAWAN?

Zaman ini adalah zaman ketika nilai kemanusiaan digadaikan, dan integritas ditukar dengan saldo. Bukan siapa kamu, tapi seberapa banyak nominal dan aset yang kamu miliki. Identitas manusia digantikan oleh angka dan bilangan.

“Jika komunisme pernah menghilangkan Tuhan dari teks-teks ideologi, maka kapitalisme perlahan membunuh rasa kemanusiaan dari dalam jiwa manusia.”

Selama puluhan tahun, kita dicekoki bahwa komunisme adalah kejahatan mutlak. Bahwa segala bentuk pemikiran kolektif adalah ancaman bagi moralitas bangsa. Tapi narasi ini terlalu mentah. Terlalu hitam-putih. Terlalu dibuat-buat demi menjaga stabilitas kekuasaan tertentu.

Dalam sejarah, komunisme adalah satu dari tiga pilar ideologis besar Indonesia yang pernah coba disatukan: NASAKOM — Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Gagasan ini tak sesat. Ia hanya terlalu maju untuk diterima di tengah konflik kekuasaan dan trauma perang dingin global.

“Kapitalisme modern lebih membunuh rasa percaya, membunuh kemandirian batin, dan menukar kasih sayang dengan iklan. Kita diajari bahwa memberi harus terlihat. Bahwa memberi harus ada branding-nya.”

Maka siapa sebenarnya yang lebih manusiawi? Komunisme yang pernah keliru dalam praktik, atau kapitalisme yang membunuh pelan-pelan lewat sistem yang disembah setiap hari tanpa sadar?

Sudah saatnya kita berhenti mencerca komunisme secara mentah. Bukan untuk membenarkannya, tapi untuk memahami bahwa bukan ideologinya yang jahat — tapi manusia yang gagal menjaga jiwa di balik ideologi.

LANDASAN DASAR NUSANTARA

Saya tidak tahu apakah masih ada gunanya menulis. Sudah ada ribuan tulisan filsuf dan ratusan ajaran agama, namun tidak pernah benar-benar mampu mengubah keadaan.

Perubahan pola pikir dan perilaku hari ini hanya disebabkan oleh kehadiran uang, yang sejatinya hanyalah alat tukar. Tapi uang—dengan diam-diam dan pasti—telah melenyapkan kamanungsane manungso: sisi manusiawi dari manusia itu sendiri.

“Kita tidak lagi berpikir karena sadar, tapi karena kebutuhan akan pengakuan dan penghasilan.”

Lalu di antara puing-puing nilai, komunisme dikalahkan, dibantai habis oleh kapitalisme. Bukan karena ia lebih salah, tetapi karena ia lebih miskin.

Manusia kini kehilangan dirinya sendiri. Tak lagi mengerti apa makna kehadiran, tak lagi mengenal dari mana ia berasal, dan tak tahu lagi apa yang harus dicintai selain rekening.

KOMUNISME SALAH DAN SESAT?

JANGAN TERBURU-BURU MENGHAKIMI, BUNG!
Manusia hari ini rela menggadaikan dirinya demi angka dan bilangan yang disablon pada selembar kertas. Ia menjual kehormatan, nurani, dan makna hidup lebih rendah dari nilai selembar uang atau logam kecil di genggamannya.

Lebih hina dari alat tukar itu sendiri. Lebih murah dari harga dirinya sendiri.

🪔 Versi Naratif Puitis (untuk bagian akhir artikel):

Di zaman ini, manusia bukan hanya diperbudak oleh sistem, tapi juga oleh nilainya sendiri — yang diukur lewat lembaran uang, saldo digital, dan bilangan di layar. Maka jadilah kita makhluk yang menjual jiwa, lebih murah dari harga kertas yang kita sembah.

0 Comment:

Posting Komentar

Postingan Populer