ERA KAPITALISME DAN MATERIALISME
SEGALANYA DINILAI, DIHARGAI, DAN DIHITUNG DENGAN UANG.
TIDAK ADA UANG = TIDAK ADA KERJA.
MANUSIA TIDAK DIPERCAYA TANPA ADA UANG DAN MATERI.
Di masa lalu, kepercayaan dibangun atas dasar kata, laku, dan hati. Kini, kepercayaan adalah angka. Nilai seseorang tak lagi ditentukan oleh niat baik atau karya diam-diam, tapi oleh seberapa besar pengaruh, aset, dan akses yang ia miliki.
Bahkan dalam dunia spiritual, ibadah pun mulai dipaketkan. Amal jadi konten. Zakat jadi brand. Derma jadi drama. Sungguh, kemurnian telah dijual per kilo di pasar algoritma.
ERA KAPITALISME DAN MATERIALISME
Segalanya dinilai, dihargai, dan dihitung dengan uang.
Tidak ada uang = tidak ada kerja.
Manusia tidak dipercaya tanpa ada uang dan materi.
Inilah zaman ketika nilai kemanusiaan digadaikan, dan integritas ditukar dengan saldo. Bukan siapa kamu, tapi seberapa banyak nominal dan aset yang kamu miliki.
Kita Tidak Lagi Dipercaya Karena Diri Kita Sendiri
Di masa lalu, kepercayaan dibangun atas dasar kata, laku, dan hati. Kini, kepercayaan adalah angka. Nilai seseorang tak lagi ditentukan oleh niat baik atau karya diam-diam, tapi oleh seberapa besar pengaruh, aset, dan akses yang ia miliki.
Kapitalisme Membutakan Mata Hati
Bahkan dalam dunia spiritual, ibadah pun mulai dipaketkan. Amal jadi konten. Zakat jadi brand. Derma jadi drama. Sungguh, kemurnian telah dijual per kilo di pasar algoritma.
Ya—dan dari sinilah Gloriabank harus terlahirkan. Karena di tengah zaman kapitalisme yang membutakan mata hati, dibutuhkan sistem tandingan: sebuah bank yang tidak menjadikan uang sebagai Tuhan, tetapi sebagai alat pelayanan nurani.
💡 Gloriabank sebagai konsep spiritual-ekonomi
Gloriabank bukan bank uang. Ia adalah: - Bank integritas. - Bank nilai hidup. - Bank kepercayaan jiwa. Tempat di mana orang “menabung cinta, dedikasi, dan kemurnian,” bukan sekadar saldo rupiah.
0 Comment:
Posting Komentar